Air Kehidupan

Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.- Yohanes 4:14
Tidak dapat disangkal lagi bahwa air adalah unsur terpenting dalam kehidupan. Tanpa air, tidak ada kehidupan. Demikian juga suplai air di sebuah area akan menentukan apakah area tersebut menjadi gurun yang kering, panas dan tandus, ataukah area tersebut menjadi hutan yang sejuk, rindang dan banyak kehidupan ada di situ. Tersedianya air yang cukup di sebuah area membuat banyak tumbuhan atau pohon hidup di situ. Banyak pohon yang hidup membuat organisme yang lain juga akan hidup di situ. Selain itu, pohon juga akan melepaskan kelebihan air yang terserap (yang mengandung oksigen) ke udara sehingga daerah di sekitarnya menjadi sejuk dan segar secara alami.
Pohon mampu menciptakan kehidupan bagi organisme yang lain dan membuat keadaan di sekitarnya menjadi sejuk dan segar. Itu terjadi kalau sebuah pohon mendapat suplai air yang cukup lebih dulu. Pelajaran rohani yang kita dapatkan dari hal ini adalah kita baru bisa menjadi berkat bagi orang lain dan menciptakan keadaan yang lebih baik kalau kita sendiri diberkati lebih dulu. Sangat tidak mungkin kita bisa menjadi berkat bagi orang lain dan menciptakan suasana yang sejuk, sementara kita sendiri dalam keadaan “kering, gersang dan tandus”.
Jika kita ingin menjadi berkat bagi orang lain, kita harus lebih dulu menimba dari Air Kehidupan dan membiarkan Tuhan terus mengisi bejana hidup kita sampai penuh hingga meluber dan memberkati orang-orang yang ada di sekeliling kita. Tanpa kita menimba dari Air Kehidupan, yang ada hanyalah kegersangan dan ketandusan di dalam hidup. Logikanya, bagaimana mungkin kita bisa membawa kesegaran bagi orang lain sementara jiwa kita mengalami kekeringan dan kegersangan? Yesus pernah berkata, “Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lobang." (Matius 15:14) Itulah gambaran sederhana jika seseorang yang hatinya sedang kering, gersang, penuh luka hati dan kepahitan, mencoba menuntun orang lain. Bukannya orang lain menemui jalan yang tepat, tapi dua-duanya justru akan jatuh ke dalam lobang.
Tidak mungkin kita bisa menciptakan kesegaran di luar, jika suasana hati kita sedang kering dan gersang.
(Kwik)
SUMBER;
http://www.renungan-spirit.com/renungan-kristen.html
No comments:
Post a Comment